Rabu, 12 Juni 2013

Stress

Stres adalah respon tubuh untuk menanggapi tuntutan lingkungan yang menantang, entah itu di pekerjaan, sekolah, keluarga atau masyarakat. Stres tidak selalu buruk. Ketika stres, kinerja jantung dan sistem pembuluh darah Anda akan meningkat untuk menyesuaikan diri dengan beban yang lebih besar. Hal ini akan menguntungkan Anda, misalnya dalam situasi yang berbahaya bagi keselamatan jiwa. Tingkat stres yang optimal bahkan dibutuhkan agar Anda selalu bersemangat dan termotivasi untuk berprestasi.
1.    Stres Positif dan Stres Negatif
Menurut ahli endokrinologi Hans Selye, stres dapat dibedakan menjadi stres positif (eustress) dan stres negatif (distress). Stres positif seperti pekerjaan yang menantang dan pertandingan olah raga yang menghibur dapat membuat Anda lebih bahagia dan sehat. Sebaliknya, stres negatif seperti pekerjaan yang membosankan dan konflik interpersonal dapat membuat Anda sedih dan sakit.
Stres positif memiliki karakteristik sebagai berikut:
-          Memotivasi, memfokuskan energi
-          Berjangka pendek
-          Terasa menarik dan dalam batas kemampuan Anda
-          Meningkatkan kinerja
Stres negatif memiliki karakteristik sebagai berikut:
-          Menyebabkan kecemasan atau kekhawatiran
-          Berjangka pendek atau panjang
-          Terasa tidak menyenangkan atau di luar batas kemampuan Anda
-          Mengurangi kinerja
-          Dapat menyebabkan masalah mental dan fisik
2.    Yang menimbulkan stress
a.    Kepribadian
1)   Introvert – Ekstrovert
Konsep tipe kepribadian ekstrovert dan introvert pertama sekali dikemukakan oleh Carl Gustaf Jung. Jung (dalam Suryabrata, 1998) mengungkapkan konsep jiwa sebagai dasar pembagian tipe kepribadian.
Konsep sikap jiwa dijelaskan sebagai arah daripada energi psikis umum atau libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Arah aktivitas energi psikis itu dapat ke luar ataupun ke dalam, dan arah orientasi manusia terhadap dirinya, dapat keluar ataupun ke dalam. Jadi, berdasarkan sikap jiwa tersebut manusia digolongkan jadi dua tipe yaitu: manusia yang bertipe introvert dan manusia yang bertipe ekstrovert.
Jung mendefinisikan tipe kepribadian introvert sebagai berikut: “Introversion is an attitude of psyche characterized by an orientation toward one’s own thoughts and feeling....when we say people are introver, we mean they are withdrawn and often shy and they tend to focus on themselves” (dalam Schultz dan Schultz, 1993).
Individu tipe kepribadian introvert terutama dipengaruhi oleh dunia subjektifnya, yaitu dunia di dalam dirinya sendiri. Orientasinya terutama tertuju ke dalam: pikiran, perasaan, serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan faktor-faktor subjektif. Penyesuaian dengan dunia luar kurang baik; jiwanya tertutup, sukar bergaul sukar berhubungan dengan orang lain, kurang dapat menarik hati orang lain (dalam Suryabrata, 1998).
Tipe kepribadian introvert bertolak belakang dengan tipe kepribadian ekstrovert, dimana Jung mengartikan tipe kepribadian ekstrovert sebagai berikut: “Extraversion is an attitude of psyche characterized by an orientation toward the external world and other people.....Extraverts are more open, sociable, and socially assertive” (dalam Schultz dan Schultz, 1993).
Individu yang tipe kepribadian ekstrovert terutama dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia di luar dirinya. Orientasinya terutama tertuju ke luar, pikiran, perasaan, serta tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya baik lingkungan sosial maupun lingkungan non sosial. Individu bersikap positif terhadap masyarakatnya; lebih terbuka, mudah bergaul, hubungan dengan orang lain lancar (dalam Suryabrata, 1998).
Jung (dalam Suryabrata, 1998) menyatakan bahwa setiap orang memiliki kapasitas untuk kedua sikap tersebut, tetapi hanya satu yang dominan dan sadar dalam kepribadiannya, sedangkan yang lain kurang dominan dan tidak sadar. Apabila ego lebih bersifat ekstrovert dalam relasinya dengan dunia maka ketidaksadaran pribadinya akan bersifat introvert.
Menurut Jung (dalam Ambarita, 2004) tipe-tipe ini dapat kita jumpai pada semua lapisan masyarakat, baik laki-laki ataupun perempuan, pada orang dewasa ataupun anak-anak. Pendidikan, lingkungan, jenis kelamin atau umur tidak berpengaruh pada terjadinya tipe-tipe ini. Dikatakan juga bahwa dalam satu keluarga kedua tipe ini, introvert dan ekstrovert dapat ditemukan sekaligus.
Jadi sikap kedua tipe ini (kepribadian ekstrovert dan introvert) terhadap dunia luar atau lingkungan sekitarnya bukanlah sikap yang diambil dengan sadar dan sengaja. Sikap yang demikian harus kita anggap mempunyai sebab tak sadar dan instinktif atau lebih tegas lagi dapat dikatakan bahwa tipe ini dalam lapangan ilmu jiwa memiliki dasar biologis (dalam Ambarita, 2004).
Jung menganggap sikap manusia terhadap dunia luar itu sebagai suatu soal penyesuaian diri, sebab cara suatu tipe menyesuaikan diri dengan dunia luar akhirnya akan bergantung kepada pembawaan si anak itulah yang pertama- tama akan menentukan ke dalam tipe mana kelak ia masuk (apakah tipe kepribadian ekstrovert atau introvert). Pembawaan itu pula yang menentukan bagaimana anak itu akan menyesuaikan diri dengan dunia luar.
2)   Flexibel
Sebagian orang acapkali mensalah artikan kepribadian fleksibel itu adalah kepribadian yang berubah-ubah dan tidak tetap pendirian. Akan tetapi hal tersebut salah besar, mengapa? Karena yang dimaksud dengan kepribadian fleksibel sendiri ialah suatu kepribadian yang mampu menempatkan diri sesuai dengan situasi/keadaan, waktu, dan tempat. Kepribadian yang tidak tetap dan berubah-ubah itu sebenarnya kepribadian bunglon. Tapi kita masih saja menganggap bahwa kepribadian fleksibel adalah kepribadian bunglon. Kenapa disebut kepribadian bunglon? Karena bunglon bisa berubah-ubah sesuai dengan tempatnya.
3)   Berlebihan
Ada banyak gejala gangguan kepribadian histerik, salah satunya adalah mencari perhatian. Semua orang ingin diperhatikan, tetapi yang satu ini terlalu berlebihan. Mereka bersedia melakukan apa saja untuk mendapatkan perhatian. Mereka tertawa lebih keras, berdandan kurang pas, karena mereka merasa selalu membutuhkan perhatian. Dan jika mereka tidak mendapatkannya, mereka akan kesaL, marah, dan tak jarang membuat ulah, sehingga membuat sengsara semua orang di sekitar mereka. Pada artikel ini, kita akan mencoba memahami tentang gangguan kepribadian histerik, salah satu dari banyak jenis gangguan kepribadian yang mempengaruhi banyak orang saat ini.
Gangguan kepribadian histerik ditandai dengan dramatisasi berlebihan dan perilaku emosional berlebih. Orang dengan ciri-ciri tersebut dinilai sangat egois dan mudah sekali merasa bosan, tetapi orang yang merasa mudah bosan bukan berarti pasti mengalami gangguan ini.
Penderita gangguan kepribadian histerik juga mempunyai rasa emosional berlebihan, mereka mengungkapkan emosinya di depan banyak orang sehingga menjadi pusat perhatian. Mereka cenderung untuk memperbesar masalah mereka sendiri/hiperbola, oleh karena itu menjadi dikelilingi oleh begitu banyak kesulitan.
Orang dengan gejala gangguan kepribadian histerik bisa merusak hubungan. Mereka tidak bisa berempati ataupun bersimpati dan tidak suka mendengarkan atau menyesuaikan diri dengan orang lain. Mereka suka untuk mendominasi pasangan mereka dengan manipulasi yang menggoda. Provokatif adalah salah satu sifatnya juga, selain menjadi pembohong kompulsif.
b.    Kecakapan
Kecakapan adalah  kecakapan untuk melakukan adaptasi dan perilaku positif yang memungkinkan individu untuk melakukan reaksi secara secara efektif dalam menghadapi kebutuhan dan tantangan sehari-hari. Sedangkan Menurut UNICEF yaitu perubahan perilaku atau pendekatan pengembangan perilaku yang diarahkan untuk menjamin keseimbangan antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
c.     Nilai dan Kebutuhan
1)      Sosialisasi : Sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
2)      Adaptasi : adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
·         memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
·         mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
·         mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
·         bereproduksi.
·         merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
3)      Internalisasi : proses pemasukan nilai pada seseorang yang akan membentuk pola pikirnya dalam melihat makna realitas pengalaman. Nilai-nilai tersebut bisa jadi dari berbagai aspek baik agama, budaya, norma sosial dll. Pemaknaan atas nilai inilah yang mewarnai pemaknaan dan penyikapan manusia terhadap diri, lingkungan dan kenyataan di sekelilingnya.
3.    Reaksi Stress Fight or Flight
Reaksi fight or flight melibatkan banyak perubahan biologis yang menyiapkan anda untuk bertindak darurat. Ketika anda merasakan bahaya, sebuah bagian kecil dari otak anda, yaitu bagian hypothalamus, akan melepaskan sebuah peringatan kimiawi ke dalam tubuh anda. Sistem saraf anda menanggapi peringatan tersebut dengan membanjiri tubuh anda dengan hormon-hormon yang berhubungan dengan stres, seperti adrenalin, epinephrine, dan cortisol. Hormon-hormon tersebut menyebar ke dalam tubuh anda, dan mempersiapkannya untuk menghindari atau melawan bahaya yang anda rasakan. Detak jantung dan aliran darah menuju otot anda bertambah, sehingga anda dapat berlari lebih cepat atau melawan dengan lebih keras. Pembuluh darah di bawah kulit anda menyempit untuk mencegah anda kehilangan darah bila anda terluka. Pupil mata anda melebar sehingga anda dapat melihat lebih jelas. Kadar gula darah anda meningkat, sehingga tenaga dan kecepatan reaksi anda bertambah. Pada saat yang bersamaan, fungsi-fungsi tubuh anda yang tidak diperlukan dalam keadaan tersebut akan diperlambat. Sistem pencernaan dan reproduktif anda dipelankan, hormon-hormon pertumbuhan anda dimatikan, dan sistem kekebalan tubuh anda dihambat.
Sebenarnya, stres dan reaksi tubuh anda terhadap stres berfungsi untuk melindungi dan mendukung diri anda. Reaksi stres inilah yang membantu manusia-manusia purba untuk bertahan dari situasi hidup atau mati yang sering kali mereka alami. Tetapi, dalam dunia modern, kebanyakan stres yang anda alami merupakan respon terhadap ancaman yang bersifat psikologis, bukan fisik. Baik terjebak macet, maupun terlambat datang kuliah merupakan stresor. Tetapi, keduanya sebenarnya tidak membutuhkan reaksi fight or flight. Anda tidak harus melawan mobil-mobil lain yang menghalangi anda, atau melarikan diri dari dosen yang tidak mau mengabsen anda, bukan? Masalahnya, tubuh anda tidak dapat membedakan sifat dari ancaman yang anda alami. Tanpa mempedulikan apakah anda stres karena deadline suatu pekerjaan semakin dekat, pertengkaran dengan seorang teman, atau kesal karena tidak memiliki uang, bel peringatan tubuh anda akan berbunyi. Lalu, seperti sebuah manusia purba yang berhadapan dengan sebuah macan, tubuh anda akan memberikan reaksi fight or flight.
4.    Teknik – Teknik Penenangan Pikiran
Teknik penenangan pikiran memiliki tujuan untuk mengurangi kegiatan pikiran, yaitu proses berpikir dalam bentuk merencana, mengingat, berkhayal, menalar yang secara berkesinambungan kita lakukan dalam keadaan bangun atau dalam keadaan sadar. Jika kita berhasil mengurangi kegiatan pikiran, maka rasa cemas dan khawatir akan berkurang, kesigapan umum untuk beraksi akan berkurang, sehingga pikiran menjadi tenang dan stress pun berkurang.
Teknik yang digunakan dalam penenangan pikiran adalah :
a.      Meditasi
Konsentrasi adalah aspek utama dari teknik-teknik meditasi. Dengan konsentrasi kita berusaha mengendalikan kegiatan berpikir, mengendalikan kecenderungan pikiran kita untuk melamun, untuk berpindah dari gagasan satu ke gagasan yang lain. Untuk memudahkan kita ketika berkonsentrasi yang perlu kita lakukan ialah memusatkan pikiran pada satu hal, satu kata, satu ungkapanyang kita ulang terus menerus selama waktu tertentu.
Meditasi menyebabkan adanya relaksasi fisik. Pada saat yang sama meditator mengendalikan secara penuh penghayatannya dan mengendalikan emosi, perasaan dan ingatan. Pikiran menjadi tenang, badan berada dalam keseimbangan.
b.      Pelatihan Relaksasi Autogenik
Relaksasi autogenik adalah relaksasi yang ditimbulkan sendiri. Teknik ini berpusat pada gambaran-gambaran berperasaan tertentu yang kemudian terkait kuat dalam ingatan, sehingga timbulnya kenangan tentang peristiwa yang akan menimbulkan pula penghayatan dari gambaran perasaan yang sama.
Pelatihan relaksasi autogenik berusaha mengaitkan penghayatan yang menenangkan dengan peristiwa yang menimbulkan ketegangan, sehingga badan kita terkondisi untuk memberikan penghayatan yang tetap menenangkan meskipun menghadapi peristiwa yang sebelumnya menimbulkan ketegangan.
c.       Pelatihan Relaksasi Neuromuscular
Pelatihan relaksasi neuromuscular adalah satu program yang terdiri dari latihan-latihan sistematis yang melatih otot dan komponen-komponen saraf yang mengendalikan aktivitas otot.
Individu diajari untuk secara sadar mampu merelaksasikan otot sesuai dengan kemauannya setiap saat. Untuk itu perlu dikembangkan kesadaran perasaan pikiran tentang bagaimana rasa relaks adn mempelajari bagaimana perbedaanya jika sedang tegang.
5.    Pengalaman Stress Positif dan Negatif
Stress positif :
Pada semester 3 yang lalu saya diberi banyak tugas dari hampir semua dosen perkuliahan saya, disamping itu tugas yang saya kerjakan harus cepat diselesaikan sebelum UTS tiba, selain tugas saya juga harus mempersiapkan diri untuk mempresentasikan tugas yang sudah saya buat itu. Sangking banyaknya tugas yang saya dapat saya bingung untuk mengerjakan tugas-tugas itu karena semua tugas itu penting dan harus dikerjakan karena kalau tidak pengetahuan saya dan nilai saya tidak ada. Saya mulai stress karena bahan-bahan untuk tugas yang dicari belum semuanya ada, saya mencari dan mencari. Pada suatu hari teman saya menyarankan saya untuk pergi kesalah satu toko buku yang dia rekomen untuk mencari buku yang berhubungan dengan tugas yang saya cari itu karena dia pernah melihat buku itu, akhirnya saya pergi ketoko buku yang disarankan teman saya itu. Tidak lama mencari akhirnya buku yang saya cari ada, selanjutnya saya baca dan saya langsung membeli buku itu dan melanjutkan tugas sampai selesai.
Stress negatif :
Tahun lalu pada bulan november tepatnya tanggal 11 handphone saya rusak dan saya bingung sekali, seperti diketahui HP adalah barang yang tidak mungkin tidak dimiliki oleh setiap orang. Pada saat diperjalan pulang kerumah saya stres karena saya sama sekali tidak memegang alat komunikasi saya takut orangtua saya menghubungi saya sudah sampai dimana perjalanan saya. Sesampainya dirumah benar yang saya takuti orangtua saya marah kepada saya karena saya tidak bisa dihubungi sama sekali.
  


sumber :