Rabu, 30 Oktober 2013

Tulisan Psikologi Manajemen Periode Dua

1.      Pengalaman tentang Actuating
Pada saat saya sekolah di Sekolah Menengah Atas (SMA) saya mengikuti beberapa ekskul salah satunya saya mengikuti ekskul Paskibra. Disana saya diajarkan dan diarahkan kepada hal-hal yang positif seperti hidup yang lebih disiplin dari sebelumnya. Sebelum saya naik kelas 2 SMA saya diberi arahan oleh kakak kelas atau nama lainnya diPaskibra adalah senior, senior-senior saya memberikan arah agar saya dan teman-teman saya nanti bisa menjadi senior yang disegani bukan ditakuti, didengarkan kata-katanya atau perintahnya, menjadi senior yang bijaksana, dan mengarahkan adik kelas atau juniornya kearah yang sudah ada dalam ketentuan diPaskibra itu sendiri.
Setelah saya menjadi senior saya merasa sudah lumayan siap untuk menghadapi junior saya setidaknya saya sudah tahu apa yang harus dilakukan oleh seorang senior kepada juniornya. Hari pertama saya bertemu saya sedikit canggung tapi untungnya saya dibantu juga oleh teman-teman senior yang lainnya, disana kami mulai membagi tugas kami masing-masing sampai hari-hari selanjutnya.
Meskipun saya sudah menjadi alumni, saya masih berkewajiban untuk mengarahkan adik-adik junior saya supaya mereka tidak melewati ketentuan yang ada. Suatu hari saya diundang oleh adik-adik saya untuk mengikuti suatu event yang diadakan oleh mereka disitu saya disuruh menjadi penanggung jawab dari acara itu, sebelum acara dimulai saya memberikan arahan saat apel kepada peserta yang ada dan membacakan apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukann saat acara berlangsung dengan jelas. Setelah acara selesai dengan sesuai susunan saya menutup acara hari itu.  

2.      Pengalam tentang Controlling
Saat itu H-7 menuju ulang tahun adik saya Vera. Saya merencanakan sebuah pesta ulang tahun yang dia inginkan, saya mencari informasi kepada teman-temannya apa yang dia inginkan dan mengumpulkan informasi-informasi yang saya dapatkan dari teman-temannya dan saya sendiri. Saya memesan kue ulang tahun, melihat-lihat barang yang cocok untuk dijadikan kado untuk adik saya, dan mencari-cari barang dan peralatan yang sekiranya dibutuhkan dalam acara ulangtahun itu.
Setelah semua barang dan peralatan terkumpul saya meminta bantuan kepada keluarga dan teman-teman saya dan teman adik saya. Saya memberikan tugas kepada masing-masing orang untuk dikerjakan, yang tidak mungkin saya kerjakan karena saya sedang menjalankan Ujian Tengah Semester pada saat itu. Saya menelpon dan mengirim pesan kepada orang-orang yang saya beri tugas menanyakan apakah rencana yang sudah saya atur berjalan sesuai rencana atau tidak.

Setelah mendekati hari H saya menanyakan lagi apakah masih ada barang atau peralatan yang masih kurang, kalau memang sudah lengkap semua saya rasa rencana saya  bisa berhasil. Sebelum pulang kerumah saya berdoa semoga rencana yang sudah saya rancang bisa berjalan sesuai dengan apa yang saya harapkan sebelumnya.

Tugas Psikologi Manajemen Periode Dua

A.    Pengorganisasian Struktur Manajemen
1.      Definisi Pengorganisasian
Proses manajerial dari pengorganisasian termasuk pembuatan keputusan mengenai penciptaan kerangka kerja semacam ini sehingga organisasi tersebut dapat bertahan dari keadaan yang baik pada masa kini hingga masa depan. Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen yang berkaitan erat dengan perencanaan dan merupakan suatu proses yang dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang statis.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (dalam Badrudin, 2013) Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan , dan pengaturan berbagai macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Sedangkan menurut M. Manullang (dalam Badrudin, 2013) Pengorganisasian merupakan proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan dilakukan, pembatasan tugas-tugas atau tanggung jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara unsur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang dapat bekerja bersama-sama seefektif mungkin untuk pencapaian tujuan.
2.      Definisi Sturktur Organisasi
Pola hubungan spesifik yang diciptakan manajer dalam proses disebut Struktur Organisasi. Struktur Organisasi adalah suatu kerangka kerja yang dipikirkan oleh manajer untuk membagi-bagi dan mengkoordinasikan aktivitas anggota suatu organisasi. Karena strategi dan lingkungan sekitar berbeda dari suatu organisasi keorganisasi yang lain, terdapat berbagai kemungkinan struktur organisasi.
Dalam setiap kajian mengenai teori organisasi, tidak dapat dipisahkan dari masalah struktur, proses dan perilaku organisasi. Struktur pada dasarnya merupakan cirri organisasi yang berfungsi untuk mengendalikan atau membedakan semua bagiannya. Adanya struktur akan memudahkan organisasi dalam mengendalikan perilaku para pegawai, dalam arti pegawai tidak mampu membuat pilihan yang mutlak bebas dalam melakukan sesuatu pekerjaan dan cara mengerjakannya.
 Berikut ini Robbins (dalam Sedarmayanti, 2000) mengutarakan bahwa sebuah struktur organisasi mempunyai tiga komponen yaitu:
a.  Kompleksitas, mempertimbangkan tingkat deferensiasi yang ada dalam organisasi termasuk didalamnya tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian kerja, jumlah tingkatan didalam hierarkhi organisasi serta tingkat sejauhmana unit-unit organisasi tersebar secara geografis.
b.     Formulisasi, beberapa organisasi beroperasi dangan pedoman yang telah distandarkan secara minimum.
c.       Sentralisasi, mempertimbangkan dimana letak dari pusat pengambilan keputusan.
3.      Pengorganisasian Sebagai Fungsi Manajemen
Organisasi menurut fungsi menyatukan semua orang yang terlibat dalam satu aktivitas atau beberapa aktivitas berkaitan yang disebut fungsi dalam satu departemen. Misalnya, sebuah organisasi yang dibagi menurut fungsi mungkin mempunyai departemen manufaktur, pemasaran, dan penjualan yang terpisah. Seorang manajer penjualan dalam organisasi seperti itu akan bertanggung jawab untuk penjualan semua produk yang dibuat oleh perusahaan itu.
Pengorganisasian sebagai fungsi manajeman terbagi menjadi 3 yaitu:
a.       Berdasarkan Proses Pembentukannya
1)   Organisasi Formal adalah organisasi yang dibentuk secara sadar dengan tujuan-tujuan tertentu yang disadari pula yang diatur dengan ketentuan-ketentuan formal dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (ADART).
2)  Organisasi Informal adalah  organisasi yang terbentuk tanpa disadari sepenuhnya, tujuannya juga tidak jelas, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya tidak ada dan hubungan-hubungan terjalin secara pribadi.
b.      Berdasarkan Kaitan Hubungannya dengan Pemerintah
1)     Organisasi Resmi adalah organisasi yang dibentuk dengan pemerintah dan atau harus terdaftar pada lembaran Negara.
2) Organisasi tidak Resmi adalah organisasi yang tidak ada hubungannya dengan pemerintah dan atau tidak terdaftar pada lembaran Negara, seperti organisasi-organisasi swasta, mungkin juga organisasi yang dibentuk pemerintah tetapi merupakan unit-unit yang sifatnya swasta.
c.       Berdasarkan Skala (Ukuran) Besar Kecilnya
1)      Organisasi besar
2)      Organisasi sedang (menengah)
3)      Organisasi kecil
Tolak ukur atau skala besar kecilnya organisasi ini sifatnya relatif, karena ditentukan oleh banyak faktor, tetapi besar kecilnya organisasi perlu diketahui karena akan mempengaruhi pilihan manajemen yang akan diterapkan.

B.     Actuating dalam Manajemen
1.      Definisi Actuating
Actuating disebut juga pengarahan yaitu istilah yang sering dikenal sebagai penggerakan atau pengawasan yaitu fungsi manajemen yang terpenting dan paling dominan dalam proses manajemen. Pengarahan dapat diterapkan setelah rencana, organisasi, dan karyawan ada. Jika fungsi ini diterapkan maka proses manajemen dalam realisasi tujuan dimulai. Pengarahan ibarat kunci starter mobil, artinya mobil baru dapat berjalan jika kunci starternya telat dilaksanakan fungsinya. Demikian juga proses manajemen, baru terlaksana setelah fungsi pengarahan diterapkan.
2.      Pentingnya Actuating
a.      Manajer harus memperoleh rasa hormat dari para karyawan. Peranan manajer yang diharapkan karyawan berbeda dari peranan anggota kelompoknya. Manajer harus dapat memberi pengarahan efektif agar dimengerti para karyawan, selain itu manajer memberikan teladan yang baik kepada karyawan agar pelaksanaan tugas oleh karyawan disertai rasa senang mengerjakannya, tidak terbebani oleh tugas yang diberikan manajer.
b.  Manajer lebih banyak mengetahui kebijaksanaan perusahaan, dia lebih dahulu mengetahui perubahan-perubahan yang akan terjadi dan memiliki pengalaman yang lebih luas daripada karyawannya. Manajer juga harus mengetahui siapa yang mendapatkan tugas, siapa yang berhak dipromosikan, siapa yang dipecat, dan siapa yang mendapat kenaikan gaji.
c.   Memberi pengarahan efektif dapat dilaksanakan oleh seorang untuk satu kelompok. Biasanya, manajer yang melaksanakan pengarahan karena manajer mengetahui keahlian dan kemampuan karyawan, mengerti kapasitas dan keinginan karyawan, mengetahui hasil, dan mengamati etos kerja karyawan.
d. Sekali perintah telah dikeluarkan, maka manajer harus melihat apakah perintah tersebut dilaksanakan atau diabaikan. Cara tersebut menunjukan manajemen yang efektif.
e.   Manajer yang mengarahkan karyawan, harus menggunakan instruksi-instruksi yang menunjang pengetahuan aspek untuk melakukan suatu tugas tertentu. Demikian pula, untuk dapat mengikuti tujuan, maka diliput berbagai situasi, diberi data yang dikemukakan urutan langkah-langkah yang harus ditempuh.
3.      Prinsip Actuating
M. Manullang (dalam Badrudin, 2013) mengemukakan prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan dalam pengarahan yaitu:
a.       Pengarahan harus jelas
Salah satu kesalahan umum dalam pengarahan adalah anggapan bahwa perintah yang diberikan dari atasan sudah cukup jelas. Hal ini perintah ditidak diberikan secara teratur, diberikan tergesa-gesa atau sambil lewat. Perintah seperti ini umumnya adalah perintah yang diberikan secara lisan. Sedangkan perintah tertulis pada umumnya sudah dipersiapkan terlebih dahulu sehingga perintah tertulis lebih jelas daripada perintah lisan.
b.      Pengarahan diberikan satu per satu
Kesalahan lain yang sering dilakukan pemberian perintah yang terlalu banyak pada saat yang sama sehingga memberikan kesan tidak baik bagi penerima perintah. Perintah harus diberikan satu persatu, bahkan walaupun perintah itu mempunyai pertalian yang erat satu sama lain. Sehubungan dengan hal itu, maka suatu perintah jangan terlalu detail, harus mengandung unsur fleksibilitas dengan maksud agar inisiatif bawahan dapat dihidupkan.
c.       Pengarahan harus positif
Memberikan perintah dengan memulai perkataan “jangan” dapat menimbulkan salah pengertian bagi penerima perintah. Dalam memberikan perintah, baiknya tidak menggunakan perintah yang negatif, lebih baik menggunakan perintah yang positif sebab dengan perintah positif, tegas, dan jelas apa yang harus dikerjakan bawahan.
d.      Pengarahan harus diberikan kepada orang yang tepat
Perintah harus diberikan kepada oorang yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman dibidangnya. kecukupan waktu juga harus diperhitungkan pada tugas yang diberikan pada tugas yang sebelumnya.
e.       Pengarahan harus erat dengan motivasi
Pemberian perintah harus dibarengi pemberian motivasi dalam bentuk material dan immaterial agar bawahan lebih semangat denga pekerjaan yang diberikan. Jika balas jasa yang diberikan hanya material saja, maka aka nada kecenderungan mengendornya semangat kerja bawahan.
f.       Perintah satu aspek berkomunikasi
Perintah merupakan alat komunikasi dari pemimpin kepada bawahan. Sebagai alat komunikasi, pemimpin harus menyusun perintah sedemikian rupa agar berkesan pada bawahannya dan mau mengerjakan perintah tersebut.

C.    Mengendalikan Fungsi Manajemen
1.      Definisi Mengendalikan (Controlling)
Definisi pengendalian menurut Robert J Mokler (dalam Stoner, 1996) adalah usaha sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja dengan tujuan perencanaan, untuk mendesain sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu, untuk menetapkan apakah ada deviasi dan untuk ,mengukur signifikansinya, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara yang seefektif dan seefisien mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan.
Definisi pengendalian juga dapat diartikan proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Sebenarnya, pengendalian lebih mudah tersebar daripada perencanaan. Pengendalian membantu manajer memonitor keefektifan aktivitas perencanaan, pengorganisasian, dan kepemimpinan mereka. Bagian penting dari pengendalian adalah mengambil tindakan korektif seperti yang diperlukan.
2.      Tipe-tipe Kontrol
Mamduh M. Hanafi (dalam Badrudin, 2013) mengemukakan tiga tipe dasar pengendalian yaitu:
a.  Pengendalian Pendahuluan didesain untuk mendeteksi penyimpangan dari standar tertentu. pengendalian ini merupakan pengendalian yang cukup agresif dan memerlukan informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai perubahan-perubahan dalam lingkungan atau kemajuan-kemajuan dalam mencapai tujuan tertentu.
b. Pengendalian Concurrent (yes/no). Tipe pengendalian ini dilakukan saat kegiatan masih berlangsung. Tipe ini merupakan pengendalian ketika suatu kegiatan akan terus dilanjutkan atau tidak apabila ada persetujuan atau kondisi yang harus dipenuhi. Tipe pengendalian ini tidak sepopuler tipe pngendalian pendahuluan tetapi tipe ini bisa dipakai sebagai pelengkap dan digunakan bersamaan dengan pengendalian pendahuluan.
c.      Pengendalian umpan balik (post-action control). Pengendalian ini mengevaluasi hasil-hasil  yang telah terjadi saat suatu kegiatan sudah selesei. Pengendalian umpan balik kadang-kadang diperlukan untuk tujuan lain, misalnya untuk penentuan bonus dan biasanya dipakai untuk memotivasi karyawan.
3.      Kontrol Proses Manajemen
Definisi Mokler (dalam Stoner, 1996) membagi pengendalian menjadi empat proses yaitu:
a.    Menetapkan standard dan metode mengukur prestasi kerja. Idealnya, sasaran dan tujuan yang ditetapkan ketika berlangusng proses perencanaan dinyatakan dalam istilah yang jelas, dapat diukur termasuk batas waktunya.
b.    Pengukuran prestasi kerja. Seperti semua aspek pengendalian, pengukuran adalah proses yang berulang-ulang dan berlangsung terus menerus. Frekuensi pengukuran tergantung pada tipe aktivitas yang diukur.
c.  Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar. Dalam berbagai cara, ini adalah langkah termudah dalam proses pengendalian. Kompleksitas dianggap sudah ditangani dalam dua langkah pertama. Sekarang masalahnya hanya membandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar yang telah ditetapkan.
d.   Mengambil tindakan korektif. Langkah ini penting bila prestasi lebih rendah dari standar dan analisis menunjukkan ada tindakan yang diperlukan. Tindakan korektif dapat termasuk perubahan dalam satu atau beberapa aktivitas operasi organisasi.




Sumber :
Badrudin. (2013). Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta

Sedarmayanti. (2000). Restrukturisasi Dan Pemberdayaan Organisasi Untuk Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan Ditinjau Dari Beberapa Aspek Esensial Dan Aktual. Bandung: Mandar Maju


Stoner, J. A. F, dkk. (1996). MANAJEMEN Alih bahasa: Drs. Alexander Sindoro. Jilid II. Jakarta: PT Prenhallindo

Kamis, 10 Oktober 2013

Contoh kasus

1.   Pengalaman Tentang Manajemen
Pengalaman tentang manajemen terjadi saat saya harus memanajemen uang saku saya. Disisi lain saya ingin membeli suatu barang yang saya inginkan tetapi disisi lain saya ingin menabungkan uang yang telah orangtua saya berikan kepada saya. Akhirnya saya membeli barang yang memang dibutuhkan oleh saya dan sisa dari uang saya tabungkan.
2.   Pengalaman Tentang Manajemen

Pengalaman saya yang lain tentang memanajemen diri saya yaitu terjadi 2 tahun yang lalu pada saat saya akan mengikuti Ujian Nasional (UN). Mendekati ujian saya membuat suatu jadwal untuk belajar yang lebih dibanding ujian-ujian sebelumnya saya mengikuti bimbel diluar sekolah dan pelajaran tambahan yang dijadwalkan oleh sekolah untuk siswa-siswi kelas 3 pada saat itu. Saya menambah waktu belajar saya karena saya ingin mendapatkan nilai yang memuaskan untuk saya sendiri dan masuk Universitas dan Fakultas yang saya inginkan. Setelah saya membuat jadwal saya mengikuti jadwal itu sesuai dengan apa yang telah saya buat sebelumnya sampai hari-hari mendekati Ujian.

Manajemen, Perencanaan & Penetapan Manajemen

I. Manajemen
1.   Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu proses untuk merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan secara sadar dan terus menerus untuk mencapai suatu tujuan yang sudah dibuat sebelumnya.
2.   Jenis – Jenis Manajemen
Beberapa jenis manajemen yaitu :
a.     Manajemen Sumber Daya Manusia
b.     Manajemen Pemasaran
c.      Manajemen Produksi
d.     Manajemen Keuangan
e.      Manajemen Informasi
f.       Manajemen Stragesi
g.     Manajemen Operasi
3.   Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu proses mengendalikan, mengarahkan, dan mempengaruhi suatu aktivitas anggotanya.

II. Perencanaan dan Penetapan Manajemen
1.   Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah suatu keputusan yang diambil untuk merealisasikan suatu tujuan yang lebih spesifik yang diinginkan oleh manajer bagi organisasinya.
2.   Manfaat Perencanaan
a.     Untuk merealisasikan suatu tujuan yang lebih spesifik
b.     Meminimalisir waktu, tenaga, dan biaya
c.      Meminimalisir pekerjaan yang tidak penting
d.     Manajer mengetahui apa sajakah yang harus dikerjakan
3.   Jenis Perencanaan Dalam Organisasi
a.     Perencanaan Strategis
Perencanaan Strategis adalah rencana yang dibuat untuk memenuhi tujuan organisasi yang lebih luas atau umum.
b.     Perencanaan Operasional
Perencanaan Operasional adalah rencana yang dibuat yang lebih mendetail tentang kebutuhan yang akan digabungkan oleh strategi untuk kehidupan sehari – hari.


Sumber :
-         Stoner, F. A. James. & Freeman, Edward R. & Gilbert, Daniel R, Jr. 1996. Manajemen jilid 1. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.

-         Stoner, F. A. James. & Freeman, Edward R. & Gilbert, Daniel R, Jr. 1996. Manajemen jilid 2. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.

Rabu, 12 Juni 2013

Stress

Stres adalah respon tubuh untuk menanggapi tuntutan lingkungan yang menantang, entah itu di pekerjaan, sekolah, keluarga atau masyarakat. Stres tidak selalu buruk. Ketika stres, kinerja jantung dan sistem pembuluh darah Anda akan meningkat untuk menyesuaikan diri dengan beban yang lebih besar. Hal ini akan menguntungkan Anda, misalnya dalam situasi yang berbahaya bagi keselamatan jiwa. Tingkat stres yang optimal bahkan dibutuhkan agar Anda selalu bersemangat dan termotivasi untuk berprestasi.
1.    Stres Positif dan Stres Negatif
Menurut ahli endokrinologi Hans Selye, stres dapat dibedakan menjadi stres positif (eustress) dan stres negatif (distress). Stres positif seperti pekerjaan yang menantang dan pertandingan olah raga yang menghibur dapat membuat Anda lebih bahagia dan sehat. Sebaliknya, stres negatif seperti pekerjaan yang membosankan dan konflik interpersonal dapat membuat Anda sedih dan sakit.
Stres positif memiliki karakteristik sebagai berikut:
-          Memotivasi, memfokuskan energi
-          Berjangka pendek
-          Terasa menarik dan dalam batas kemampuan Anda
-          Meningkatkan kinerja
Stres negatif memiliki karakteristik sebagai berikut:
-          Menyebabkan kecemasan atau kekhawatiran
-          Berjangka pendek atau panjang
-          Terasa tidak menyenangkan atau di luar batas kemampuan Anda
-          Mengurangi kinerja
-          Dapat menyebabkan masalah mental dan fisik
2.    Yang menimbulkan stress
a.    Kepribadian
1)   Introvert – Ekstrovert
Konsep tipe kepribadian ekstrovert dan introvert pertama sekali dikemukakan oleh Carl Gustaf Jung. Jung (dalam Suryabrata, 1998) mengungkapkan konsep jiwa sebagai dasar pembagian tipe kepribadian.
Konsep sikap jiwa dijelaskan sebagai arah daripada energi psikis umum atau libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Arah aktivitas energi psikis itu dapat ke luar ataupun ke dalam, dan arah orientasi manusia terhadap dirinya, dapat keluar ataupun ke dalam. Jadi, berdasarkan sikap jiwa tersebut manusia digolongkan jadi dua tipe yaitu: manusia yang bertipe introvert dan manusia yang bertipe ekstrovert.
Jung mendefinisikan tipe kepribadian introvert sebagai berikut: “Introversion is an attitude of psyche characterized by an orientation toward one’s own thoughts and feeling....when we say people are introver, we mean they are withdrawn and often shy and they tend to focus on themselves” (dalam Schultz dan Schultz, 1993).
Individu tipe kepribadian introvert terutama dipengaruhi oleh dunia subjektifnya, yaitu dunia di dalam dirinya sendiri. Orientasinya terutama tertuju ke dalam: pikiran, perasaan, serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan faktor-faktor subjektif. Penyesuaian dengan dunia luar kurang baik; jiwanya tertutup, sukar bergaul sukar berhubungan dengan orang lain, kurang dapat menarik hati orang lain (dalam Suryabrata, 1998).
Tipe kepribadian introvert bertolak belakang dengan tipe kepribadian ekstrovert, dimana Jung mengartikan tipe kepribadian ekstrovert sebagai berikut: “Extraversion is an attitude of psyche characterized by an orientation toward the external world and other people.....Extraverts are more open, sociable, and socially assertive” (dalam Schultz dan Schultz, 1993).
Individu yang tipe kepribadian ekstrovert terutama dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia di luar dirinya. Orientasinya terutama tertuju ke luar, pikiran, perasaan, serta tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya baik lingkungan sosial maupun lingkungan non sosial. Individu bersikap positif terhadap masyarakatnya; lebih terbuka, mudah bergaul, hubungan dengan orang lain lancar (dalam Suryabrata, 1998).
Jung (dalam Suryabrata, 1998) menyatakan bahwa setiap orang memiliki kapasitas untuk kedua sikap tersebut, tetapi hanya satu yang dominan dan sadar dalam kepribadiannya, sedangkan yang lain kurang dominan dan tidak sadar. Apabila ego lebih bersifat ekstrovert dalam relasinya dengan dunia maka ketidaksadaran pribadinya akan bersifat introvert.
Menurut Jung (dalam Ambarita, 2004) tipe-tipe ini dapat kita jumpai pada semua lapisan masyarakat, baik laki-laki ataupun perempuan, pada orang dewasa ataupun anak-anak. Pendidikan, lingkungan, jenis kelamin atau umur tidak berpengaruh pada terjadinya tipe-tipe ini. Dikatakan juga bahwa dalam satu keluarga kedua tipe ini, introvert dan ekstrovert dapat ditemukan sekaligus.
Jadi sikap kedua tipe ini (kepribadian ekstrovert dan introvert) terhadap dunia luar atau lingkungan sekitarnya bukanlah sikap yang diambil dengan sadar dan sengaja. Sikap yang demikian harus kita anggap mempunyai sebab tak sadar dan instinktif atau lebih tegas lagi dapat dikatakan bahwa tipe ini dalam lapangan ilmu jiwa memiliki dasar biologis (dalam Ambarita, 2004).
Jung menganggap sikap manusia terhadap dunia luar itu sebagai suatu soal penyesuaian diri, sebab cara suatu tipe menyesuaikan diri dengan dunia luar akhirnya akan bergantung kepada pembawaan si anak itulah yang pertama- tama akan menentukan ke dalam tipe mana kelak ia masuk (apakah tipe kepribadian ekstrovert atau introvert). Pembawaan itu pula yang menentukan bagaimana anak itu akan menyesuaikan diri dengan dunia luar.
2)   Flexibel
Sebagian orang acapkali mensalah artikan kepribadian fleksibel itu adalah kepribadian yang berubah-ubah dan tidak tetap pendirian. Akan tetapi hal tersebut salah besar, mengapa? Karena yang dimaksud dengan kepribadian fleksibel sendiri ialah suatu kepribadian yang mampu menempatkan diri sesuai dengan situasi/keadaan, waktu, dan tempat. Kepribadian yang tidak tetap dan berubah-ubah itu sebenarnya kepribadian bunglon. Tapi kita masih saja menganggap bahwa kepribadian fleksibel adalah kepribadian bunglon. Kenapa disebut kepribadian bunglon? Karena bunglon bisa berubah-ubah sesuai dengan tempatnya.
3)   Berlebihan
Ada banyak gejala gangguan kepribadian histerik, salah satunya adalah mencari perhatian. Semua orang ingin diperhatikan, tetapi yang satu ini terlalu berlebihan. Mereka bersedia melakukan apa saja untuk mendapatkan perhatian. Mereka tertawa lebih keras, berdandan kurang pas, karena mereka merasa selalu membutuhkan perhatian. Dan jika mereka tidak mendapatkannya, mereka akan kesaL, marah, dan tak jarang membuat ulah, sehingga membuat sengsara semua orang di sekitar mereka. Pada artikel ini, kita akan mencoba memahami tentang gangguan kepribadian histerik, salah satu dari banyak jenis gangguan kepribadian yang mempengaruhi banyak orang saat ini.
Gangguan kepribadian histerik ditandai dengan dramatisasi berlebihan dan perilaku emosional berlebih. Orang dengan ciri-ciri tersebut dinilai sangat egois dan mudah sekali merasa bosan, tetapi orang yang merasa mudah bosan bukan berarti pasti mengalami gangguan ini.
Penderita gangguan kepribadian histerik juga mempunyai rasa emosional berlebihan, mereka mengungkapkan emosinya di depan banyak orang sehingga menjadi pusat perhatian. Mereka cenderung untuk memperbesar masalah mereka sendiri/hiperbola, oleh karena itu menjadi dikelilingi oleh begitu banyak kesulitan.
Orang dengan gejala gangguan kepribadian histerik bisa merusak hubungan. Mereka tidak bisa berempati ataupun bersimpati dan tidak suka mendengarkan atau menyesuaikan diri dengan orang lain. Mereka suka untuk mendominasi pasangan mereka dengan manipulasi yang menggoda. Provokatif adalah salah satu sifatnya juga, selain menjadi pembohong kompulsif.
b.    Kecakapan
Kecakapan adalah  kecakapan untuk melakukan adaptasi dan perilaku positif yang memungkinkan individu untuk melakukan reaksi secara secara efektif dalam menghadapi kebutuhan dan tantangan sehari-hari. Sedangkan Menurut UNICEF yaitu perubahan perilaku atau pendekatan pengembangan perilaku yang diarahkan untuk menjamin keseimbangan antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
c.     Nilai dan Kebutuhan
1)      Sosialisasi : Sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
2)      Adaptasi : adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
·         memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
·         mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
·         mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
·         bereproduksi.
·         merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
3)      Internalisasi : proses pemasukan nilai pada seseorang yang akan membentuk pola pikirnya dalam melihat makna realitas pengalaman. Nilai-nilai tersebut bisa jadi dari berbagai aspek baik agama, budaya, norma sosial dll. Pemaknaan atas nilai inilah yang mewarnai pemaknaan dan penyikapan manusia terhadap diri, lingkungan dan kenyataan di sekelilingnya.
3.    Reaksi Stress Fight or Flight
Reaksi fight or flight melibatkan banyak perubahan biologis yang menyiapkan anda untuk bertindak darurat. Ketika anda merasakan bahaya, sebuah bagian kecil dari otak anda, yaitu bagian hypothalamus, akan melepaskan sebuah peringatan kimiawi ke dalam tubuh anda. Sistem saraf anda menanggapi peringatan tersebut dengan membanjiri tubuh anda dengan hormon-hormon yang berhubungan dengan stres, seperti adrenalin, epinephrine, dan cortisol. Hormon-hormon tersebut menyebar ke dalam tubuh anda, dan mempersiapkannya untuk menghindari atau melawan bahaya yang anda rasakan. Detak jantung dan aliran darah menuju otot anda bertambah, sehingga anda dapat berlari lebih cepat atau melawan dengan lebih keras. Pembuluh darah di bawah kulit anda menyempit untuk mencegah anda kehilangan darah bila anda terluka. Pupil mata anda melebar sehingga anda dapat melihat lebih jelas. Kadar gula darah anda meningkat, sehingga tenaga dan kecepatan reaksi anda bertambah. Pada saat yang bersamaan, fungsi-fungsi tubuh anda yang tidak diperlukan dalam keadaan tersebut akan diperlambat. Sistem pencernaan dan reproduktif anda dipelankan, hormon-hormon pertumbuhan anda dimatikan, dan sistem kekebalan tubuh anda dihambat.
Sebenarnya, stres dan reaksi tubuh anda terhadap stres berfungsi untuk melindungi dan mendukung diri anda. Reaksi stres inilah yang membantu manusia-manusia purba untuk bertahan dari situasi hidup atau mati yang sering kali mereka alami. Tetapi, dalam dunia modern, kebanyakan stres yang anda alami merupakan respon terhadap ancaman yang bersifat psikologis, bukan fisik. Baik terjebak macet, maupun terlambat datang kuliah merupakan stresor. Tetapi, keduanya sebenarnya tidak membutuhkan reaksi fight or flight. Anda tidak harus melawan mobil-mobil lain yang menghalangi anda, atau melarikan diri dari dosen yang tidak mau mengabsen anda, bukan? Masalahnya, tubuh anda tidak dapat membedakan sifat dari ancaman yang anda alami. Tanpa mempedulikan apakah anda stres karena deadline suatu pekerjaan semakin dekat, pertengkaran dengan seorang teman, atau kesal karena tidak memiliki uang, bel peringatan tubuh anda akan berbunyi. Lalu, seperti sebuah manusia purba yang berhadapan dengan sebuah macan, tubuh anda akan memberikan reaksi fight or flight.
4.    Teknik – Teknik Penenangan Pikiran
Teknik penenangan pikiran memiliki tujuan untuk mengurangi kegiatan pikiran, yaitu proses berpikir dalam bentuk merencana, mengingat, berkhayal, menalar yang secara berkesinambungan kita lakukan dalam keadaan bangun atau dalam keadaan sadar. Jika kita berhasil mengurangi kegiatan pikiran, maka rasa cemas dan khawatir akan berkurang, kesigapan umum untuk beraksi akan berkurang, sehingga pikiran menjadi tenang dan stress pun berkurang.
Teknik yang digunakan dalam penenangan pikiran adalah :
a.      Meditasi
Konsentrasi adalah aspek utama dari teknik-teknik meditasi. Dengan konsentrasi kita berusaha mengendalikan kegiatan berpikir, mengendalikan kecenderungan pikiran kita untuk melamun, untuk berpindah dari gagasan satu ke gagasan yang lain. Untuk memudahkan kita ketika berkonsentrasi yang perlu kita lakukan ialah memusatkan pikiran pada satu hal, satu kata, satu ungkapanyang kita ulang terus menerus selama waktu tertentu.
Meditasi menyebabkan adanya relaksasi fisik. Pada saat yang sama meditator mengendalikan secara penuh penghayatannya dan mengendalikan emosi, perasaan dan ingatan. Pikiran menjadi tenang, badan berada dalam keseimbangan.
b.      Pelatihan Relaksasi Autogenik
Relaksasi autogenik adalah relaksasi yang ditimbulkan sendiri. Teknik ini berpusat pada gambaran-gambaran berperasaan tertentu yang kemudian terkait kuat dalam ingatan, sehingga timbulnya kenangan tentang peristiwa yang akan menimbulkan pula penghayatan dari gambaran perasaan yang sama.
Pelatihan relaksasi autogenik berusaha mengaitkan penghayatan yang menenangkan dengan peristiwa yang menimbulkan ketegangan, sehingga badan kita terkondisi untuk memberikan penghayatan yang tetap menenangkan meskipun menghadapi peristiwa yang sebelumnya menimbulkan ketegangan.
c.       Pelatihan Relaksasi Neuromuscular
Pelatihan relaksasi neuromuscular adalah satu program yang terdiri dari latihan-latihan sistematis yang melatih otot dan komponen-komponen saraf yang mengendalikan aktivitas otot.
Individu diajari untuk secara sadar mampu merelaksasikan otot sesuai dengan kemauannya setiap saat. Untuk itu perlu dikembangkan kesadaran perasaan pikiran tentang bagaimana rasa relaks adn mempelajari bagaimana perbedaanya jika sedang tegang.
5.    Pengalaman Stress Positif dan Negatif
Stress positif :
Pada semester 3 yang lalu saya diberi banyak tugas dari hampir semua dosen perkuliahan saya, disamping itu tugas yang saya kerjakan harus cepat diselesaikan sebelum UTS tiba, selain tugas saya juga harus mempersiapkan diri untuk mempresentasikan tugas yang sudah saya buat itu. Sangking banyaknya tugas yang saya dapat saya bingung untuk mengerjakan tugas-tugas itu karena semua tugas itu penting dan harus dikerjakan karena kalau tidak pengetahuan saya dan nilai saya tidak ada. Saya mulai stress karena bahan-bahan untuk tugas yang dicari belum semuanya ada, saya mencari dan mencari. Pada suatu hari teman saya menyarankan saya untuk pergi kesalah satu toko buku yang dia rekomen untuk mencari buku yang berhubungan dengan tugas yang saya cari itu karena dia pernah melihat buku itu, akhirnya saya pergi ketoko buku yang disarankan teman saya itu. Tidak lama mencari akhirnya buku yang saya cari ada, selanjutnya saya baca dan saya langsung membeli buku itu dan melanjutkan tugas sampai selesai.
Stress negatif :
Tahun lalu pada bulan november tepatnya tanggal 11 handphone saya rusak dan saya bingung sekali, seperti diketahui HP adalah barang yang tidak mungkin tidak dimiliki oleh setiap orang. Pada saat diperjalan pulang kerumah saya stres karena saya sama sekali tidak memegang alat komunikasi saya takut orangtua saya menghubungi saya sudah sampai dimana perjalanan saya. Sesampainya dirumah benar yang saya takuti orangtua saya marah kepada saya karena saya tidak bisa dihubungi sama sekali.
  


sumber :